CERITA UNIK
MASJID (TIBAN ) AL MUHAJIRIN
DUSUN VI TAYUBAN PANJATAN KULON PROGO
Di dusun gentan desa tayuban terdapat masjid yang cukup unik karena
ceritanya yang sangat menarik dan tidak masuk akal, Al Muhajirin nama
masjid itu, kenapa di beri nama Al Muhajirin? dan bagaimana ceritanya?
Mari kita simak baik baik.
Dari cerita turun temurun yang di ceritakan
masyarakat sekitar bahwa masjid itu
terkenal dengan masjid tiban, masjid tiban artinya masjid yang tiba tiba
ada dengan sendirinya. Dulu di dusun gentan masih berupa hutan, di
sekitar situ ada orang pencari kayu bakar untuk memasak dan mencarilah
ia kayu bakar di tengah pepohonan tiba tiba tanpa tak sengaja orang
tersebut menemukan soko papat dan mustoko sebuah masjid kabar tersebut
membuat warga sekitar penasaran dengan di temukanya soko dan mustoko
itu, mereka saling berembuk dan agar dapat di gunakan untuk beribadah
maka masjid itupun di bangun layaknya masjid pada umumnya.
Tentang asal
muasal darimana soko papat dan mustoko itu setelah beberapa waktu dapat
di ketahui bahwa soko bakal masjid itu berasal dari dusun soko penganti
di desa tayuban juga yang jaraknya cukup jauh sekitar 2 kilometer dari
masjid tiban tersebut entah bagaimana soko papat dan mustoko itu dapat
berpindah sendiri ke dusun gentan tidak ada yang tahu sampai sekarang,
yang jelas percaya tidak percaya soko dan mustoko itu di pindah secara
ghoib tanpa ada orang yang tahu.
Konon katanya sebab kenapa masjid yang
dulunya ada di dusun soko penganti bisa pindah ke gentan di karenakan
waktu di bangun masjid di soko penganti itu sepi jamaah, soko penganti
artinya dalam bahasa indonesia yaitu mananti nanti (menanti datangnya
jamaah untuk ibadah) sehingga pindah dengan sendirinya. Adapun
peninggalan yang masih tersisa di masjid tiban berupa soko papat yang
masih berdiri kokoh, mustoko, dan sebuah bedug yang umurnya kurang
lebih 200 tahun. Pada waktu perang diponegoro kurang lebih tahun 1825
masjid tersebut pernah di gunakan beliau Pangeran Diponegoro untuk
transit dan menyusun strategi bersama pasukannya ini terbukti bahwa
paman Pangeran Diponegoro yang bernama Pangeran Sumo Negoro juga di
makamkan di lokasi dekat masjid tiban tersebut.
Selain itu terdapat
makam tua menurut warga sekitar mempercayai bahwa makam tersebut makam
seorang bupati ponorogo pada zamanya beserta istrinya yaitu Bupati Seco
Negoro di komplek makam masjid, makam dalang kondang dari toyan Ki
Hadi Sugito juga di makamkan di situ. Dan kenapa masjid itu di namakan
masjid Muhajirin? Muhajirin dari bahasa Arab hajara berarti hijrah atau
pindah, dengan alasan masjid itu pindah dengan sendirinya dari soko
pengati ke gentan.
Inilah cerita saya semoga bermanfaat, …
photo 1.
Masjid Al Muhajirin di dusun VI tayuban panjatan saksi bisu perjuangan
Pangeran Diponegoro, photo 2. Bedug yang usianya lebih dari 200 tahun.
(Hendri Sulistya, Kulon Progo)
Saya rumahnya utara masjid, hanya berspasi jalan setapak . .
ReplyDeleteMasih ada cerita di buku sejarahnya sebenarnya .
tapi ini mudah2an menjadi bermanfaat dan membuat anak cucu tidak kehilangan sejarah .
Pernah satu kali solat jumat disana awal agustus 2016 kemaren...nyaman adem tentrem suasana nya
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteNisan keramik warna biru ndok... Somo Negoro / Jayeng M******
Delete