Sejarah berdirinya Kerajaan Mataram Islam sejak dari era Panembahan Senopati, Prabu Hanyokrowati, Sultan Agung Hanyokrokusumo dan seterusnya sampai pada era sekarang yang masih ada seperti Kasultanan Ngayogjokarto Hadiningrat ( Keraton Jogja) dan Kasunanan Surakarta Hadiningrat ( Keraton Solo) tidak bisa dilepaskan juga dari sejarah sebuah Keraton yang saat ini jejaknya bisa dipastikan hampir hilang sama sekali. Nama Keraton itu adalah KERATON PLERET.
Pleret sendiri adalah sebuah nama Kecamatan yang terletak di Kabupaten Bantul, Propinsi DIJ. berbatasan dengan Kecamatan Banguntapan , Kecamatan Jetis, Kecamatan Sewon, dan Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul, Provinsi DIJ
Sejarah tentang Keraton Pleret mungkin sudah sering dibahas dan diposting di grup ini beberapa waktu yang lalu, tetapi tidak ada salahnya saya akan memosting kembali tentang Keraton Pleret ini.
Keraton Pleret adalah sebuah Keraton yang merupakan bagian dari sejarah Kerajaan Mataram Islam yang diperkirakan berdiri sekitar anatara tahun 1645 atau 1646.
Keraton ini didirikan dan dipimpin oleh RADEN MAS SAYIDIN yang mempunyai gelar KANJENG SUSUHUNAN PRABU AMANGKURAT AGUNG, dan mempunyai gelar yang lain yaitu SUSUHUNAN ING ALAGA atau lebih dikenal sebagai KANJENG SUSUHUNAN AMANGKURAT I.
Beliau ini adalah putera dari Sultan Agung Hanyokrokusumo dan Kanjeng Ratu Kencono atau yang lebih sering disebut sebagai RATU WETAN atau RATU BATANG.
Sunan Amangkurat 1 memerintah Keraton Plered ini sekitar antara tahun 1646 sampai kira kira tahun 1677.
Keraton Pleret sampai saat in jejekanya sudah bisa dibilang nyaris hilang dan tidak bersisa, penyebabnya antara lain :
1. adanya pemberontakan dari pasukan Trunojoyo yang terjadi pada sekitar tahun 1677 - 1678, hal ini menyebabkan bangunan keraton banyak yang hancur akibat pemberontakan ini.
2. Kemudian penyebab lainnya pada waktu perang Jawa yang terjadi pada tahun 1825 sampai 1830, dimana perang ini melibatkan Pangeran Diponegoro beserta para pasukannya melawan kaum Kompeni, petilasan Keraton Plered yang waktu itu diyakini masih ada, berupa Benteng dan parit dijadikan sebagai markas pasukan Diponegoro, lalu petilasan itu kemudian diserbu dan dihancurkan oleh pasukan Belanda. Maka semakin hilanglah jejak bangunan Keraton Plered.
3. Kemudian faktor yang berikutnya adalah diera berdirinya Pabrik Gula di plered yang didirikan oleh pemerintah Belanda pada sekitar tahun akhir periode 1800 dan awal periode 1900an, bahan baku batu bata untuk membangun pabrik ini diambil dari sisa sisa puing bekas tembok bangunan dan beteng Keraton, jadi semakin hilanglah jejak bangunan keraton plered ini, karena pada sekitar tahun 1948 atau 1949 atau sebelumnya pada era pendudukan Jepang pada tahun 1942 sampai 1945 bangunan pabrik gula ini dihancurkan dan dibumihanguskan oleh kaum pejuang Kemerdekaan Indonesia.
Kondisi terakhir dari bangunan Keraton Pleret nampak dalam foto foto yang saya sertakan dibawah, diperkirakan ini adalah sebuah pondasi dari bangunan keputren atau kedaton, keputren atau kedaton adalah tempat tinggal Raja waktu itu.
ini lokasinya ada di sebelah barat agak ke Selatan sedikit dari gedung kantor pos pleret, dari jalan Raya kelihatan, tetapi sampai hari ini diperkirakan penggalian situs ini masih tetap dilakukan.
itulah informasi singkat tentang jejak keraton pleret yang masih tersisa dan masih dapat dijumpai saat ini..
Monggo kalau ada yang mau menambahi informasi dan mengoreksi tentang sejarah Keraton Pleret saya persilahkan.... 🙏
referensi :
- Sejarah panjang Mataram hal 51 - 63 DIVA PERS
- Jogja Hidden Storym ataram Amangkurat I hal 186 - 189
picture : dokumentasi albertus suprayogi
sumber : https://bit.ly/2Pk3CLK
MENELUSURI JEJAK BANGUNAN KERATON PLERET YANG MASIH TERSISA
October 07, 2018
0