Misteri suara drum band?
Terlalu sering dibicarakan, dibahas dan tetap saja berakhir dlm sebuah misteri. Aku cm mau cerita berkisar ttg " MISTERI TETABUHAN JATHILAN" yg byk warga mempunyai pengalaman yg sama sktr Gunung Sari Muntilan dktt kampungku. Namun krn msh rada "sensitf" nama2 tokoh, maaf aku rahasiakan.
Panggil saja namanya; Sugeng.
Masyarakat sekitarnya menyebutnya Sugeng Ngengleng bhkn Sugeng Gendeng. Memang sering ngomong, ketawa bhk marah2 sendiri. Teman2 sebayaku selalu nggoda ngata2i wong edan sampai Sugeng marah n ngamuk2. Yg sgt menakutkan bg teman2 sebayaku n warga sekitar krn "stigma anak PKI" melekat pd diri Sugeng. Th 1982, Sugeng berumur kr2 28 th mengingat saat kematian orang tuanya 1965 msh berumur11 th. Ayahku teramat keras mewanti wanti agar aku jgn ikut2an teman2 sebayaku, justru kadang2 disuruh nganter makanan kerumahnya (dg cattan jgn sampai diketahui byk org). Tau sendiri bgmn stigma PKI bgtu menghantui, mski cm ngantar makanan bs2 dituduh PKI jg, mskpn G 30 S PKI sdh belasan tahun yg lalu. Msh saja traumatis.
Iseng saja, setiap aku menanyakan keberadaan orang tuanya (bapak n ibunya Sugeng) selalu saja dijawab dg nada "blenyengan cengengesan yg khas, namun dr sorot matanya nampak sesuatu yg sgt pekat dg peristiwa yg mymenyakitkan drnya.
"Bapakku kui yaaaa, bola bali tak omongne...buapakku ki serdadu "bambu runcing njuk dadi wong tani....dong oraaa? Wong tani dikra BTI, sibuu...(ibu) guru ngaji dituduh Gerwani, loro2 ne dipateni dikethok gulune banjur sirahe ditanclepke wit pring mburi omah....kono tilikana nang mburi omah! Bgtlah Sugeng bercerita. Yah memang cerita itu yg beredar di masyarakat sekitar. Ayah Sugeng bernama pak Karto seorang prajurit pasukan bambu runcing, petani dan pelatih Jathilan, jg pinter membuat topeng n pernak pernik Jathilan. Ibunya, memang guru ibu rumah tangga sklgs "guru ngaji". Sugeng punya kakak yg th 1965 berumur 15 th n dibawa pergi oleh adik ibunya entah kemana setelah terbununhnya kedua orang tua Sugeng.
Setelah kematian org tua Sugeng, seni Jathilan sempat dilarang dimainkan hingga th 1971. Semenjak kematian orang tua Sugeng inilah suara2 tetabuhan Jathilan sering terdengar, bgtu dicari mustahil diketemukan, misteri. Klo skrnya ditanyakan pd Sugeng jwbnya msti; " ...sing nabuh bapak nang pucuk Gunung Sari".
Sugeng yg "lola" mengidupi drnya sdri , kdg2 buat topeng n pernak pernik Jathilan dg dibayar seadanya, yg jls sering ditipu org yg membelinya. Lg2 "stigma anak PKI" mjd penjara diluar terali. Tambahkan pula ada usaha utk membunuhnya. Brkl krn Sugeng msh mempunyai rumah, tanah n sawah yg ckp luas hingga ada org yg berkepentingan utk menguasainya.
Th 83an saat isu pembunuhan misterius (petrus) merebak, pagi hari menjelang berangkat sekolah terdengar kabar; Sugeng meninggal. Meninggal dg luka yg sgt banyak ditubuhnya, namu hanya sdkt darah yg kluar.
Belum genap 40 hr meninggalnya Sugeng, masyarakat dikejutkan dg peristiwa beruntun;
Pak Djalil; edan dadakan.
Pak Darmo; bunuh diri dg menjatuhkan diri di jembatan kali Progo
Pak Tomo; meninggal mendadak ditempat tdrnya, tak ada luka namun bersimbah darah
Mnrt isu yg beredar, mereka bertiga yg membunuh Sugeng.
MEGATRUH utk Sugeng
Sugeng asmi bektenira ing aluhur
Sampunnya sami nggojeki
Mungkone kapalnya nesu
Mengkal sikil loro mburi
Ngenani lambungnya ambrol
Oleh: Gati Andoko
MISTERI TETABUHAN JATHILAN
June 30, 2018
0